Kamis, 16 Agustus 2012

Bintang Barat Daya-4

Memanggilmu. Menciptakan kejernihan pikir dan menuangkannya dalam buku kecil di tengah keluguan rasa. Mencari-cari apa yang bisa menyembuhkan gelisah. Paling tidak, membubuhkan guratan sederhana yang bersenyawa dalam raut wajahmu. Kota kecil di hati ikut gaduh seketika. Bagaimana memaknai tiap sepi yang menghimpun gemuruh dalam lelah? Aku pikir, kita sama-sama tahu ada cahaya kecil yang berpijar di tiap harap. Titik kecil itu melayangkan rindu. Menyampaikan salam pada malaikat untuk mengumpulkan sedikit keberanian. Bumi Eropa. Kau hirup udara disana.

Dering. Itu yang aku cipta dalam imaji. Tertulis namamu disana. "Aku bekerja hingga larut malam ini. Aku harap kita bisa bicara esok pagi".

Aku tergopoh menyembunyikan denting pianomu saat getar yang tercipta lewat alunan Sting-Shape of My Heart, kau mainkan pukul enam pagi. Kala itu sudah lewat siang disini. Kau berceloteh, "dulu ibuku sering memainkan piano dan aku nyanyikan lagu ini. Kau tahu? Ibuku terbangun kini. Masih terlalu pagi, katanya. Aku tak peduli. Barangkali dia akan lebih mengerti jika kau berada disini lengkap dengan baju tidurmu dan membuatkanku secangkir teh hangat. Jangan lupa kau tambahkan madu". Aku tersenyum. "Namun, akan lebih indah jika kita bertemu cukup di akhir pekan dengannya," tambahmu.

Kau berkata lagi, "semesta memiliki selera humor yang tinggi karena membiarkan kita begitu jauh". Aku terus mendengarkanmu bicara. "Kau terlalu dewasa untuk memiliki boneka-boneka itu. Bagaimana jika suatu saat kau tak perlu lagi memeluknya karena aku yang akan menggantikan mereka?" godamu. "Oh, aku lupa. Aku memiliki buku dongeng yang begitu banyak. Kau bisa pilihkan mana yang bisa mengantarkan dia pergi tidur".

"Lalu apa yang kau akan lakukan saat aku membacakan dongeng? Bernyanyi untuknya?"

"Tidak. Aku hanya akan menatapmu. Menatapnya. Mengagumimu dan berharap aku bisa kembali ke masa dimana aku akan menangis saat susu di botolku habis"

"Apa sebenarnya yang kau bicarakan sekarang?"

"Menggoda dan bermanja denganmu"

Tersimpan di lemari hati. Semua cerita dan ucapanmu dengan logat kental Wales. Jangan terburu. Namaku masih Raksaprawira.


*terinspirasi dari puisi dan obrolan pagi

When it all poured into my heart
I can't breathe when we're apart
The strength and will to carry on
To get you back where you belong
You entered my soul and imprisoned me there
With no one else love I'll share
You're the only one to sooth my soul
The only one to fill my hole

By Luke Perry


Bandung, 29 Mei 2011

Tidak ada komentar: