Kamis, 16 Agustus 2012

Demi Langit-11

Bisa jadi ini akumulasi dari rentetan kejadian yang akhir-akhir ini saya hadapi. Mengguncang? Tentu. Berangkat dari sebuah niat sederhana. Hanya ingin berbagi suka dan duka kepada siapa pun itu. Pada akhirnya, saya menganggap bahwa hal ini hanya membuang waktu. Bagaimana jika Anda salah satu orang yang sudah sebegitu lelah menumbuhkan rasa percaya kepada orang lain? Jujur adalah hal yang tidak mudah memang. Menelanjangi diri sendiri untuk berani berkata dan memutuskan sesuatu pun begitu. Namun, menjadi munafik dengan menipu diri dengan berkata baik-baik saja pun bukan jawaban yang bijak. Baiklah, saya mulai belajar untuk berdamai. Setidaknya dengan diri sendiri. Saya mencoba jujur bahwa kini saya sulit untuk mempercayai orang lain. Siapa pun itu. Akut? Mungkin. Namun, keletihan yang menumpuk ini membuat saya juga membuat jurang yang begitu tajam dengan segala macam bentuk hubungan.

Beberapa tahun lalu barangkali menjadi salah satu penyebab ketidakpercayaan ini muncul. Hubungan yang tiba-tiba rusak dengan seorang teman. Ketika saya mencoba memperbaiki, ternyata tidak mudah. Lantas apa yang terjadi? Hubungan kami berubah menjadi dingin dan menjauh. Saya mencoba membuka diri lagi. Dari beberapa kali usaha ternyata berakhir sama. Maka, saya menarik nafas panjang. Berhenti mengeluh dan mengaduh. Ini terakhir kali saya ucap. Saya enggan memiliki hubungan pertemanan yang dekat lagi. Cukup itu cukup.

Ketika ini dipandang sebagai hubungan yang memiliki resiproksitas, seharusnya memang tidak tersudut dalam pihak tertentu. Namun, ternyata saya lagi dan lagi jatuh. Kesimpulan yang tidak bisa diganggu gugat saya ternyata benar. Hanya anjing yang setia menjadi sahabat. Yang lain penuh dengan kepura-puraan. Awalnya saya mencoba untuk bersikap adil. Tapi keadilan saya ternyata menjadi bumerang bagi diri saya sendiri. Saya mencoba mengerti posisi orang lain dan tanpa sadar saya sedang mengkebiri perasaan sendiri. Bodoh? Sangat! Mengeraskan hati ternyata cukup sulit. Saya seringkali tak tega melihat teman saya sendiri. Namun, ketika saya sendiri, tak ada satu pun yang mencoba menghampiri. Saya ulangi, cukup itu cukup!


Bandung, 24 September 2011

Tidak ada komentar: