Selasa, 13 Agustus 2013

Sepenggal Bias-29

Barangkali begitu, lelakiku. Saat mereka menepuk nyamuk, tidur berselimut sarung compang camping, dan sesak karena asap knalpot-knalpot pengunjung malam. Sama-sama kita mengutuk negara yang mencekoki takdir. Walaupun kita tak beramah tamah dengan nyamuk dan bisa membeli kenyaman dengan selimut hangat tanpa harus sesak dengan asap knalpot.
 
Sebagian dari mereka pulang terhuyung atas gemerlap ibu kota. Muntah dekat orang-orang yang menyapu jalan di pagi buta. Selamat tidur, kekasih. Mungkin esok kita berbagi caci di bantal yang sama. Masih tentang negara yang senang bercanda tentang darah.

 
Bandung, 26 Mei 2013

Tidak ada komentar: